Kopi dan Olahraga Turunkan Risiko Kanker Kulit

Diposting oleh ilhamzaf on Kamis, 05 April 2012

Baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan kebiasaan minum kopi dengan berolahraga bisa membantu cegah kanker kulit.

Pada penelitian awal mengungkapkan bahwa mengombinasikan minum kopi dan berolahraga mampu mengurangi risiko kanker kulit pada tikus sebesar 62 persen.

"Kami mendapati, kombinasi antara kopi dan olahraga mampu mengurangi pembentukan kanker kulit pada tikus yang disebabkan oleh sinar matahari," papar pimpinan penelitian Dr Yao-Ping Lu dari Rutgers Ernest Mario School of Pharmacy di New Jersey, Amerika, dilansir melalui Dailymail, Rabu (4/4).

Menggunakan tikus, peneliti memulainya dengan membaginya menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama hanya mendapat dosis kafein, kelompok kedua hanya melakukan olahraga (tikus berlari atas roda putar) dan kelompok ketiga mendapatkan pengombinasian antara kafein dan olahraga. Pengamatan dilakukan selama 14 minggu.

Tikus percobaan yang diberikan perawatan dengan kafein mengalami penurunan jumlah tumor 27 persen dibandingkan tikus yang tidak mendapatkan perawatan apapun dan ukuran kankernya menjadi 61 persen lebih kecil. Sementara tikus percobaan yang hanya melakukan olahraga mengalami penurunan aktivitas tumor sekitar 35 persen dan volume tumor hingga 70 persen.

Sementara tikus yang mendapatkan penggabungan kafein dan olahraga berhasil menurunkan risiko melanoma (kanker kulit) hingga 62 persen dan ukuran tumor menyusut hingga 85 persen dibandingkan tikus yang hanya mendapat olahraga atau dosis kafein. Selain itu, pengombinasian ini juga ampuh menurunkan berat badan tikus hingga 63 persen pada tikus yang diberi makanan berlemak tinggi.

Dr Lu juga percaya bahwa penggabungan kopi dan olahraga dapat menurunkan peradangan. Kopi membuat tikus (dan manusia) cenderung untuk berolahraga lebih lama dan lebih keras. Akibatnya, mereka yang diberikan perawatan gabungan ini, peradangan di wilayah tumor dan kanker mengalami penurunan sampai 92 persen. Jaringan lemak mengeluarkan banyak bahan kimia peradangan, sehingga semakin sedikit lemak akan mengakibatkan peradangan berkurang. Peradangan ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kulit.

sumber

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar