Dulunya, pada tahun 700an, Nara merupakan ibukota Jepang. Kota antik ini terkesan sangat tenang dan damai, berbeda dengan kota antik Jepang lainnya yaitu Kyoto. Nara memiliki arsitektur kota yang sama seperti kota Chang'an di China, dengan kuil-kuil dan taman. Di kota Nara, rusa-rusa berkeliaran bebas di jalan tanpa rasa takut terhadap manusia.
Maka tak salah bila Nara diibaratkan "satu tarikan napas" dengan Kyoto. Dari sisi sejarah, kedua kota ini bertautan erat. Nara merupakan ibu kota pertama Jepang sebelum kemudian dipindahkan ke Kyoto selama hampir 1.000 tahun. Keduanya pun hanya terpaut jarak 42 kilometer.
Nara merupakan pintu masuk penyebaran agama Buddha ke Jepang pada abad keenam. Sejumlah kuil yang berada di kota ini menjadi saksi bagaimana ajaran itu mencapai kejayaannya dan bertahan sampai milennia berikut.
Lintasan sejarah itu terefleksikan di Kuil Todai-ji. Inilah magnet kota Nara. Di sini terdapat patung raksasa Sang Buddha yang dibangun semasa pemerintahan Kaisar Shomu (724-749). Kuil Todai-ji juga diyakini sebagai bangunan kayu terbesar di dunia, yang beberapa kali harus dibangun ulang karena rusak parah akibat gempa, kebakaran, dan peperangan.
Selain itu di Nara, Anda juga bisa berkunjung ke sebuah taman di mana terdapat ratusan kijang yang bebas berkeliaran. Mereka diyakini sebagai titisan para dewa. Legenda itu dituangkan dalam karya seni berbentuk lukisan sutra, pahatan kayu, tembikar, keramik, sampai peralatan perang.
Semua hal tersebut bisa Anda lihat di Kuil Kasuga yang juga menyimpan benda berharga dari Periode Heian (Abad 9-10). Kuil ini juga dikenal sebagai kuil lentera. Ada sekitar 3.000 lentera batu mengapit jalan masuk menuju bangunan utama. Sementara bangunan di dalam kuil pun dipenuhi deretan lentera perunggu dan kuningan.
Bila punya cukup waktu, di Nara Anda bisa dikelilingi dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Taksi juga mudah ditemukan, hanya saja, rute yang diambil taksi biasanya jalan-jalan utama. Padahal, di antara gang-gang sempit yang berkelok banyak keindahan tak terduga. Rumah-rumah berarsitektur kuno, kuil-kuil cantik berskala kecil, dan juga kafe untuk melepas lelah
Ghiboo
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar